Kamis, 23 April 2009
Keberadaan ranjau sangat ditakuti, untuk mengurangi bahaya dari ranjau ini dapat menggunakan jasa dari sekelompok tikus yang hidup di Afrika. Tikus-tikus itu dapat dilatih untuk mengendus lokasi-lokasi ranjau darat. Indera penciumannya sangat sensitif sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu misi yang berbahaya itu.








The Boston Globe melaporkan jenis tikus yang dipakai berbadan besar hampir seukuran Racoon. Saat ini pasukan tikus pengendus ranjau darat sudah dimanfaatkan di Mozambik. Dalam waktu dekat, pasukan sejenis akan dikirim ke Republik Demokatik Kongo dan Zambia yang masih banyak mengandung ranjau darat.

Kemampuan tikus mengendus ternyata tidak hanya dimanfaatkan untuk mencari ranjau tersembunyi. Di Tanzania, tikus juga dilatih untuk mengendus penyakit. Bart Weetjens dari Belgia tertarik melakukan percobaan tersebut setelah mengetahui bahwa tikus bisa dimanfaatkan untuk mengendus bau yang tak tercium manusia. Ia kemudian melatih sejumlah tikus untuk mengenali bau penyakit untuk menggantikan bau ranjau. Setiap kali tikus sukses membedakan bau penyakit dengan bau lainnya, ia dilatih untuk mengeratkan giginya untuk mendapatkan imbalan berupa keju atau makanan yang disukainya. Hasilnya, tikus sanggup menemukan 300 kasus tuberkulosis (TBC) pada pasien yang tidak terdiagnosa langsung oleh staf medis. Uiknya, tikus tak serta merta langsung mengeratkan giginya untuk memperoleh makanan secepatnya. "Kalau itu sifat manusia, tikus lebih jujur", ujar Weetjens.(Pikiran Rakyat)



Templateify

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae abtore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit

0 komentar